Terdapat banyak Version Control System yang telah dikembangkan para developer. Ada yang berbayar dan ada pula yang free/gratis. Apakah version control itu sendiri, dan kenapa Anda perlu mengetahuinya? Version control adalah sebuah sistem yang mencatat setiap perubahan terhadap sebuah file/berkas atau kumpulan file sehingga pada suatu saat Anda dapat kembali kepada salah satu versi dari file tersebut.
Kebanyakan orang melakukan pengontrolan versi dengan cara menyalin berkas-berkas pada direktori lain (mungkin dengan memberikan penanggalan pada direktori tersebut, jika mereka orang yang rajin). Metode seperti ini sangat umum karena sangat sederhana, namun cenderung rawan terhadap kesalahan. Anda akan sangat mudah lupa dimana direktori anda sedang berada, selain itu dapat pula terjadi ketidak sengajaan penulisan pada berkas yang salah atau menyalin pada berkas yang bukan anda maksudkan. Untuk mengatasi permasalahan ini, para programmer mengembangkan berbagai Version Control System (VCS) lokal yang memiliki sebuah basis data sederhana untuk menyimpan semua perubahan pada file.
Jika Anda adalah seorang graphic designer atau web designer dan Anda ingin menyimpan setiap versi dari gambar atau layout yang Anda buat (kemungkinan besar anda pasti ingin melakukannya), maka Version Control System (VCS) merupakan sebuah solusi bijak yang dapat Anda digunakan. Sistem ini memungkinkan Anda untuk mengembalikan file Anda pada kondisi/keadaan sebelumnya, mengembalikan seluruh proyek pada keadaan sebelumnya, membandingkan perubahan setiap saat, melihat siapa yang terakhir melakukan perubahan terbaru pada suatu objek sehingga berpotensi menimbulkan masalah, siapa yang menerbitkan isu, dan lainnya. Dengan menggunakan VCS dapat diketahui jika Anda telah mengacaukan atau kehilangan file, Anda dapat dengan mudah mengembalikannya.
Terdapat beberapa VCS yang telah dikembangkan oleh para Developer. Ada yang bersifat free open source software maupun yang proprietary. Ingin tahu apa saja VCS yang ada saat ini? Berikut daftar VCS yang perlu Anda ketahui untuk para Developer dan Designer:
1. Bazaar.

Bazaar merupakan bagian dari GNU Project, Bazaar adalah free software yang disponsori oleh Canonical. Salah satu layanan yang menggunakan Bazaar adalah Launchpad, sebuah tempat dimana aplikasi Ubuntu dikembangkan dan dipantau oleh komunitas. Bazaar dapat digunakan di Windows, Ubuntu, Debian, Red Hat, SUSE, OS X, FreeBSD, Solaris, Gentoo, dan lainnya.
Bazaar memiliki versi graphical user interface (GUI) yang dapat memudahkan pengguna, Anda dapat bekerja secara offline dengan menggunakan Bazaar, mempunyai sistem any workflow, gatekeeper workflow, dan centralized workflow, mempunyai fitur rename tracking dan smart merging, dan kecepatan dan efisiensi penyimpanan yang sangat tinggi. Saat ini Bazaar berada di versi 2.7.0
2. Subversion (SVN).

SVN adalah free VCS yang didesain mirip dengan CVS dan lebih sederhana. SVN mendukung atomic commits dari sebuah file dan melakukan versioningterhadap direktori, symbolic links, dan meta-data. Selain itu mendukung versioning terhadap penamaan, penyalinan, dan penghapusan suatu file atau direktori. SVN merupakan bagian dari Apache Software Foundation. SVN bersifat open source yang didirikan pada tahun 2000 oleh CollabNet Inc. SVN dinikmati luas oleh kalangan komunitas ataupun enterprise. SVN tersedia untuk Linux, OS X, FreeBSD, dan Windows. Saat ini SVN berada di versi 1.9.
3. Mercurial.

Mercurial merupakan version control system terdistribusi berbasis open source. Mercurial dirancang untuk proyek yang lebih besar, kemungkinan besar berada di luar lingkup designer dan independen Web Developer. Itu tidak berarti tim developer kecil tidak bisa atau tidak boleh menggunakannya. Mercurial memiliki konsep distributed source control management tool. Efisien dalam menangani proyek yang memiliki bermacam ukuran dan jenis. Mercurial mendukung berbagai workflow. Dan setiap Anda melakukan kloning sebuah proyek dengan Mercurial, seluruh riwayat proyek akan di-copy.
Mercurial dapat digunakan di Windows, OS X, Linux, dan varian Unix lainnya. Juga memiliki panduan yang dapat mempermudah pengguna baru untuk secara langsung bekerja secara produktif dengan menggunakan Mercurial. Saat ini Mercurial berada di versi 4.5.
4. CVS.

CVS adalah revision control systems yang pertama kali dibuat. pertama kali dirilis pada tahun 1986, dan Google Code masih menjadi tuan rumah posting Usenet yang asli yang mengumumkan CVS. CVS adalah standar de facto dan dipasang hampir di mana-mana. Namun, basis kode tidak sepenuhnya ditampilkan sebagai SVN atau solusi lainnya.
Kurva belajar tidak terlalu curam untuk CVS, dan ini adalah sistem yang sangat sederhana untuk memastikan file dan revisi tetap terjaga. Sementara CVS mungkin merupakan teknologi yang lebih tua, namun tetap berguna bagi perancang atau pengembang untuk memback up dan berbagi file.
Tortoise CVS adalah klien hebat untuk CVS di Windows, dan ada banyak IDE yang berbeda, seperti Xcode (Mac), Eclipse, NetBeans dan Emacs, yang menggunakan CVS.
5. RCS.

Revision Control System (RCS) mampu mengelola revisi dari banyak file. RCS mengotomasi penyimpanan, pengambilan, pencatatan, pemeriksaan, dan penggabungan dari sebuah revisi. Berguna untuk teks yang sering direvisi seperti source code, program, dokumentasi, grafik, jurnal, dan surat.
RCS pertama kali dirilis oleh Walter F. Tichy di Purdue University pada tahun 1982. RCS didesain dengan lebih unggul dibandingkan pendahulunya yaitu Source Code Control System (SCCS). Peningkatan RCS dibandingkan SCCS diantaranya adalah interface yang lebih mudah dan pengambilan yang lebih cepat dari penyimpanan. RCS menggunakan GNU Diffutils untuk melihat perbedaan diantara dua versi yang berbeda. Saat ini RCS sudah mencapai versi 5.9.4.
6. Perforce.

Version Control System berikutnya perforce yang bersifat proprietary dan berbayar ketika Anda ingin menggunakannya untuk lebih dari 20 Developer. Jika menggunakannya untuk 20 Developer Anda akan mendapatkan Perforce secara free. Perforce memiliki keunggulan dengan sebuah sistem yang dinamakan Continous Delivery. Dengan menggunakan disiplin tersebut software dapat dirilis menjadi production kapanpun. Perforce ini dipercaya oleh vendor – vendor besar seperti Netflix, Samsung, Salesforce, dan New York Stock Exchange. Perforce memiliki keunggulan seperti massive scalability, hybrid version control, social coding, large binaries, dan unified security. Perforce dapat digunakan di Linux, varian Unix, OS X, dan Windows. Saat ini Perforce berada di versi 2017.3 untuk versi Free.
7. Git.

Git merupakan Version Control Sistem yang dikembangkan oleh Linux Torvald ketika mengembangkan kernel Linux pada tahun 2005. Git mengizinkan dan mendorong Anda untuk memiliki beberapa cabang lokal yang dapat sepenuhnya independen satu sama lain. Pembuatan, penggabungan, dan penghapusan jalur pengembangan membutuhkan waktu dalam beberapa detik. Git mempunyai keunggulan seperti repository syncing, bekerja secara offline, cheap local branching, staging area yang nyaman, mampu menangani proyek besar seperti Kernel Linux secara efektif dalam hal kecepatan dan ukuran data, mendukung non-linear development, dan multiple workflow. Ditulis dalam bahasa C, Shell, Perl, Tcl, dan Python. Selain itu Git digunakan di berbagai layanan VCS seperti Github, Bitbucket, Assembla, dan Gitorious. Saat ini Git sudah mencapai versi 2.16.2. Git dapat digunakan di Linux, Windows, dan macOS.
Dari tujuh version control system diatas semoga dapat menjadi referensi Anda para Developer dan Designer dalam membuat software maupun design. Jika Anda menyukai artikel ini dan ingin bermafaat bagi yang lainnya Anda bisa share di media sosial.