Apa itu Database Relasional

Apa itu Database Relasional? Ini 3 Kelebihan dan Contohnya!

Mengelola data dalam jumlah besar bisa menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan modern. Di tengah arus informasi yang terus berkembang, menemukan data yang relevan dan terstruktur bukanlah hal mudah. Namun, ada solusi yang telah terbukti efektif dan banyak digunakan, database relasional.

Mengapa teknologi database relasional begitu penting? Dengan kemampuan menyimpan dan mengorganisir data secara efisien, database relasional memungkinkan akses cepat dan pengelolaan informasi secara terstruktur. Tak heran jika teknologi ini menjadi andalan dalam mendukung pengambilan keputusan bisnis yang lebih cerdas.

Penasaran bagaimana cara kerjanya dan apa saja keunggulannya? Simak artikel berikut untuk penjelasan lengkapnya!

Sejarah Singkat

Di akhir 1960-an, Edgar F. Codd dari IBM memperkenalkan model relasional yang merevolusi pengelolaan data dengan memungkinkan hubungan “banyak-ke-banyak” antara titik data. Model ini lebih fleksibel dibandingkan dengan model hierarkis sebelumnya, yang hanya mendukung hubungan “satu-ke-banyak”.

Codd juga mengusulkan bahasa pengelolaan data, SEQUEL (kemudian dikenal sebagai SQL), yang menjadi standar internasional untuk sistem manajemen basis data relasional. Dengan penerimaan dan implementasi yang meluas pada pertengahan 1980-an, model relasional menjadi standar industri untuk manajemen data, meskipun saat ini ada berbagai jenis database NoSQL yang juga berkembang.

Pengertian Database Relasional

Database relasional adalah jenis basis data yang mengorganisir data dalam bentuk tabel di mana data saling terkait satu sama lain. Tabel-tabel ini terdiri dari baris (records) dan kolom (attributes). Setiap baris dalam tabel mewakili satu catatan atau entitas, sedangkan kolom mewakili atribut dari entitas tersebut.

Sistem ini memungkinkan penyimpanan dan pengelolaan data secara efisien dengan struktur yang memudahkan akses dan analisis. Berikut adalah contoh visual dari sebuah database relasional:

IndexIDFirstNameLastNamePosition
0123456JohnDoeUX Designer
1789012JaneDoeNA
Contoh database relasional.

Pada tabel di atas, setiap baris mewakili catatan seorang karyawan, seperti data John Doe pada baris ke-0. Setiap kolom adalah atribut dari catatan tersebut, seperti ID yang merupakan nomor identifikasi karyawan. Jika ada kolom yang kosong, biasanya akan ditandai dengan “NA” atau simbol lain untuk menunjukkan bahwa data tersebut tidak ada.

Dalam database relasional, hubungan antara tabel dapat dibangun melalui atribut yang sama. Sebagai contoh, Anda bisa membuat tabel yang menampilkan semua ID karyawan yang bekerja di posisi User Experience (UX).

Data akan tetap akurat dan teratur karena ada aturan khusus seperti kunci yang memastikan setiap data unik dan tidak ada duplikasi. Misalnya, ID Karyawan harus unik untuk setiap catatan.

Konsep Database Relasional

Dalam database relasional, data diatur dalam tabel yang saling terhubung. Setiap tabel memiliki fitur khusus untuk mengelola dan menjaga integritas data. Dua konsep penting dalam sistem ini adalah kunci utama (primary key) dan kunci asing (foreign key).

Primary Key

Dalam model database relasional, setiap tabel memiliki satu kolom yang dikenal sebagai kunci utama (primary key) yang berfungsi untuk mengidentifikasi setiap baris secara unik. Dengan adanya kunci utama, pengguna tidak perlu tahu di mana data mereka disimpan secara fisik, karena sistem manajemen database dapat melacak dan mengembalikan catatan sesuai permintaan.

Selain itu, kunci utama memungkinkan data diambil tanpa urutan logis yang ditetapkan, sehingga pengguna bisa mengakses dan menyaring data sesuai kebutuhan mereka. Ini memudahkan pengelolaan dan pencarian informasi dalam database.

Foreign Key

Jika Anda memiliki dua tabel yang ingin Anda hubungkan, salah satu caranya adalah dengan menggunakan kunci asing (foreign key). Foreign key adalah salinan dari kunci utama sebuah tabel (tabel “induk”) yang dimasukkan ke dalam kolom di tabel lain (tabel “anak”).

Misalnya, jika tabel A memiliki primary key yang unik, kita bisa menggunakan foreign key di tabel B untuk merujuk ke kunci utama tersebut. Ini memastikan bahwa data di kedua tabel saling berhubungan dengan benar. Foreign key juga menjaga agar data tetap konsisten dan tidak ada data yang tidak sesuai atau salah.

Apa itu Database Relasional? Ini 3 Kelebihan dan Contohnya!
Konsep primary key dan foreign key dalam database relasional. Grafis dari DigitalOcean.

Kelebihan Database Relasional

Database relasional memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan format database lainnya. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari database relasional:

1. Kemudahan Penggunaan

    Database relasional populer karena sudah lama digunakan dan didukung komunitas luas. SQL, bahasa untuk mengelola database ini, memudahkan pengguna untuk mengambil data dari beberapa tabel dan melakukan transformasi sederhana seperti filter dan agregasi. Selain itu, penggunaan indeks juga mempercepat pencarian data tanpa harus memeriksa setiap baris dalam tabel yang dipilih. Walaupun secara historis dianggap kaku, teknologi terbaru dan Database-as-a-Service (DBaaS) kini membuatnya lebih fleksibel, terutama untuk migrasi ke cloud.

    2. Mengurangi Redudansi Data

    Database relasional dapat mengurangi redudansi data melalui proses yang dikenal sebagai normalisasi, sehingga memastikan bahwa setiap informasi hanya dicatat satu kali di tabel tertentu. Sebagai contoh, tabel pelanggan hanya akan mencatat data unik untuk setiap pelanggan, sehingga informasi yang sama tidak perlu diulang pada transaksi yang berbeda. Selain itu, prosedur tersimpan (stored procedures) juga mengurangi pekerjaan berulang dengan mengelola kontrol akses berdasarkan peran, sehingga developer dapat fokus pada tugas yang lebih penting.

    3. Kemudahan Backup dan Pemulihan Kegagalan

    Database relasional memastikan konsistensi sistem dan memudahkan backup serta pemulihan kegagalan. Biasanya, Anda dapat melakukan ekspor data bahkan saat database aktif, sehingga mempermudah pemulihan setelah kegagalan. Database relasional modern berbasis cloud juga mendukung mirroring berkelanjutan, sehingga mengurangi kehilangan data hingga hitungan detik.

    Contoh Database Relasional

    Berikut adalah beberapa contoh database relasional yang banyak digunakan:

    1. Microsoft SQL Server

    Microsoft SQL Server adalah sistem manajemen database relasional (RDBMS) yang dikembangkan oleh Microsoft. Database ini berfungsi sebagai server database, produk software yang bertugas untuk menyimpan dan mengambil data sesuai permintaan aplikasi lain. Aplikasi tersebut bisa dijalankan pada komputer yang sama atau komputer lain melalui jaringan, termasuk Internet. SQL Server dikenal karena kemampuannya yang andal untuk menangani volume data yang besar dan fitur keamanan yang canggih, sehingga menjadikannya pilihan populer di lingkungan bisnis dan perusahaan.

    2. MySQL

    MySQL adalah salah satu sistem manajemen database relasional open-source yang paling banyak digunakan di dunia. MySQL bersifat gratis dan open-source di bawah lisensi GNU (General Public License), tetapi juga tersedia di bawah berbagai lisensi kepemilikan. Keunggulan MySQL terletak pada kemudahan penggunaannya, fleksibilitas, dan performa tinggi, sehingga banyak digunakan oleh pengembang web untuk berbagai aplikasi, termasuk situs web besar dan platform e-commerce.

    3. PostgreSQL

    PostgreSQL adalah sistem manajemen database relasional berorientasi objek (ORDBMS) yang menekankan pada ekstensi dan kepatuhan standar. PostgreSQL adalah software gratis dan open-source yang dirilis di bawah Lisensi PostgreSQL. Database ini terkenal karena kemampuannya menangani operasi yang kompleks dan fitur-fitur lanjutan seperti transaksi yang aman, pemrosesan data geografis, dan skalabilitas tinggi, sehingga sering digunakan dalam aplikasi yang memerlukan pengolahan data yang lebih rumit.

    4. SQLite

    SQLite adalah sistem manajemen database relasional yang disertakan dalam pustaka pemrograman C. Berbeda dengan banyak sistem manajemen database lainnya, SQLite bukanlah mesin database client-server, melainkan tersemat langsung ke dalam program akhir. SQLite mematuhi standar ACID dan mengimplementasikan sebagian besar standar SQL, yakni menggunakan sintaks SQL yang dinamis dan lemah yang tidak menjamin integritas domain. SQLite adalah salah satu mesin database yang paling banyak digunakan saat ini, diterapkan di berbagai browser, sistem operasi, dan sistem tertanam, termasuk aplikasi iPhone.

    5. Oracle Database

      Oracle Database adalah sistem manajemen database relasional (RDBMS) yang dikembangkan oleh Oracle Corporation dan berjalan di berbagai platform utama seperti Linux, UNIX, dan Windows. Oracle Database sangat populer karena skalabilitas, keandalan, dan kinerjanya yang tinggi, sehingga banyak digunakan oleh perusahaan besar di seluruh dunia untuk mengelola data bisnis mereka. Database ini juga menawarkan fitur-fitur canggih seperti manajemen transaksi, replikasi data, dan pemulihan kegagalan, menjadikannya pilihan yang kuat untuk aplikasi perusahaan.

      6. Amazon Relational Database Service (Amazon RDS)

      Amazon RDS adalah layanan database relasional yang dikelola oleh Amazon yang mendukung berbagai database populer seperti MySQL, PostgreSQL, MariaDB, Oracle, dan Microsoft SQL Server. Amazon RDS memudahkan pengaturan, pengoperasian, dan skalabilitas database relasional di cloud. Dengan Amazon RDS, pengguna dapat dengan cepat membuat database instance dan mengelolanya tanpa perlu khawatir tentang tugas administrasi seperti pemeliharaan hardware, pembaruan software, atau pencadangan.

      Kesimpulan

      Database relasional adalah solusi efektif untuk mengelola data yang terus berkembang dengan menyimpan dan mengakses data secara terstruktur dalam tabel yang saling terhubung. Dengan penggunaan primary key dan foreign key, serta proses normalisasi, database ini meminimalkan duplikasi data dan mempermudah pengambilan keputusan. Teknologi ini unggul dalam kemudahan penggunaan, pengurangan redundansi data, serta efisiensi backup dan pemulihan kegagalan, terutama dengan dukungan layanan cloud modern seperti mirroring dan replika baca.

      Sejak diperkenalkan oleh Edgar F. Codd pada tahun 1970-an, database relasional telah menjadi standar industri untuk manajemen data karena fleksibilitas dan kemampuannya menangani data dalam skala besar. Kini, sistem ini telah berkembang dari penyimpanan fisik menjadi solusi berbasis cloud yang canggih, termasuk Microsoft SQL Server, MySQL, PostgreSQL, SQLite, dan Oracle Database. Dengan berbagai pilihan ini, perusahaan dapat memilih database yang sesuai dengan kebutuhan mereka, baik untuk aplikasi web, sistem perusahaan, atau pengelolaan data besar.

      Share:

      Facebook
      Twitter
      LinkedIn
      X

      Leave a Reply

      Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *