Apa itu augmented reality (AR)?

Apa itu Augmented Reality? Cara Kerja dan Manfaat Besar AR

Apakah Anda pernah mencoba permainan menangkap Pokémon dalam beberapa tahun terakhir? Atau sudah mencoba simulasi untuk menyesuaikan furnitur di kamar Anda melalui aplikasi IKEA? Itulah Augmented Reality (AR).

Teknologi AR kini sudah jauh lebih populer daripada saat awal kemunculan Pokémon GO. Teknologi ini tidak hanya digunakan dalam permainan, tetapi juga aplikasi lain seperti desain interior, e-commerce, dan media sosial.

Sebenarnya, apa itu augmented reality dan bagaimana cara kerjanya? Apa manfaat AR dalam kehidupan sehari-hari?

Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!

Apa itu Augmented Reality?

Augmented Reality atau disingkat AR, merupakan teknologi yang memodifikasi lingkungan nyata dengan objek yang dihasilkan komputer. Tidak seperti Virtual Reality (VR), AR tidak menciptakan seluruh lingkungan buatan untuk menggantikan lingkungan asli dengan lingkungan virtual. AR muncul pada tampilan langsung dari lingkungan yang ada dan menambahkan suara, video, atau grafis ke dalamnya.

Salah satu penggunaan komersial pertama AR adalah di televisi dan militer. Dengan berkembangnya internet dan smartphone, teknologi ini kini menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir. Model 3D diproyeksikan secara langsung pada benda-benda fisik atau menyatu dengan lingkungan dalam aplikasi secara real-time. Berbagai augmented reality mulai memengaruhi kebiasaan, kehidupan sosial, dan industri hiburan kita.

Contoh augmented reality dalam games
Contoh augmented reality dalam games. Gambar dari Unsplash.

Sejarah Singkat Augmented Reality

Teknologi AR sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1960-an. Pada tahun 1968, ilmuwan Amerika Serikat, Ivan Sutherland menciptakan sistem display yang dipasang di kepala (head-mounted display).

Meskipun begitu, istilah augmented reality sendiri baru dicetuskan pada tahun 1990 oleh peneliti Tim Caudell. Pada masa itu, sistem AR dikembangkan untuk keperluan militer Amerika Serikat. Salah satu produk teknologi AR yang muncul saat itu adalah Virtual Fixtures.

Dalam perkembangannya, AR mulai banyak digunakan di bidang lain. Teknologi AR mulai memasuki dunia hiburan, salah satunya melalui acara televisi, teater, dan game.

Cara Kerja Augmented Reality

AR dapat ditampilkan pada berbagai perangkat seperti: layar, kacamata, perangkat genggam, ponsel, head-mounted displays. Ini melibatkan teknologi seperti S.L.A.M. (simultaneous localization and mapping), depth tracking (data sensor yang menghitung jarak ke objek), dan beberapa komponen berikut:

  • Kamera dan sensor. Komponen ini berfungsi untuk mengumpulkan data tentang interaksi pengguna dan mengirimkannya untuk diproses. Kamera pada perangkat memindai lingkungan dan dengan informasi ini, perangkat akan menempatkan objek fisik dan menghasilkan model 3D.
  • Processing. Perangkat AR akan bertindak seperti komputer kecil untuk melakukan komputasi. Perangkat ini membutuhkan CPU, GPU, memori flash, RAM, Bluetooth/WiFi, GPS, dan lain-lain untuk dapat mengukur kecepatan, sudut, arah, orientasi dalam ruang, dan sebagainya.
  • Projection. Ini mengacu pada proyektor mini di headset AR, yang bertugas mengambil data dari sensor dan memproyeksikan konten digital (hasil pemrosesan) ke permukaan untuk dilihat. Penggunaan proyeksi di AR ini belum sepenuhnya digunakan dalam produk atau layanan komersial.
  • Reflection. Beberapa perangkat AR memiliki cermin untuk membantu mata manusia untuk melihat gambar virtual. Beberapa memiliki “array of small curved mirrors” dan beberapa memiliki cermin 2 sisi untuk memantulkan cahaya ke kamera dan mata pengguna. Tujuan dari jalur refleksi tersebut adalah untuk melakukan penyelarasan gambar yang tepat.

Lalu, Bagaimana Cara Kerja Teknologi Augmented Reality?

Pertama, perangkat akan mengidentifikasi lingkungan di sekitar pengguna, serta mengumpulkan informasi melalui kamera dan sensor.

Selanjutnya, informasi tersebut akan dikirim ke software untuk diproses. Informasi itu juga digunakan oleh software untuk menentukan lokasi di mana objek virtual akan dimunculkan.

Informasi yang sudah berhasil diolah kemudian ditampilkan di perangkat output, misalnya layar, HP, komputer, headset, dan sebagainya.

Tipe-Tipe Augmented Reality

Setidaknya terdapat 4 tipe teknologi augmented reality yang populer dan sering digunakan. Masing-masing tipe memiliki cara kerja dan hasil yang berbeda. Berikut adalah penjelasannya:

  • Marker-based AR (AR berbasis marker). Beberapa juga menyebutnya image recognition. Karena tipe AR ini memerlukan objek visual khusus dan kamera untuk memindainya. Objek visualnya bisa apa saja, dari kode QR yang dicetak hingga tanda-tanda khusus. Dalam beberapa kasus, perangkat AR juga menghitung posisi dan orientasi marker untuk memposisikan konten. Dengan demikian, marker menampilkan animasi digital untuk dilihat oleh pengguna, sehingga gambar dapat berubah menjadi model 3D.
  • Markerless AR yang biasa dikenal AR tanpa marker atau AR berbasis lokasi yang memanfaatkan GPS, kompas, gyroscope, dan accelerometer untuk menyediakan data berdasarkan lokasi pengguna. Data ini kemudian menentukan konten AR apa yang Anda temukan atau dapatkan di area tertentu. Dengan ketersediaan smartphone, AR jenis ini biasanya menghasilkan peta dan petunjuk arah, info bisnis terdekat, termasuk acara dan informasi, pop-up iklan bisnis, dan dukungan navigasi.
  • Projection-based AR. Tipe AR ini memproyeksikan cahaya sintetis ke permukaan fisik, dan dalam beberapa kasus memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengannya. Ini seperti hologram yang kita lihat di film sci-fi seperti Star Wars. AR ini mendeteksi interaksi pengguna dengan proyeksi melalui perubahannya.
  • Superimposition-based AR. Mengganti tampilan asli dengan augmented, baik sepenuhnya atau sebagian. Di sini, object recognition memainkan peran penting. Contoh penerapan tipe AR ini adalah aplikasi IKEA Place, yang memungkinkan pengguna untuk menempatkan barang virtual dari katalog furnitur mereka di kamar mereka.

Perangkat yang Mendukung Augmented Reality

Banyak perangkat modern yang sudah mendukung AR. Mulai dari smartphone hingga tablet, dan teknologi ini terus berkembang. Untuk processing dan projection, perangkat AR dan perangkat kerasnya, pertama-tama harus memenuhi persyaratan seperti memiliki sensor, kamera, accelerometer, gyroscope, digital compass, GPS, CPU, display, dan hal-hal yang telah disebutkan.

Berikut kategori perangkat yang mendukung Augmented Reality:

  • Mobile devices (smartphone dan tablet). Perangkat yang paling banyak tersedia dan paling cocok untuk AR mobile apps, mulai dari game dan hiburan hingga analitik bisnis, olahraga, dan jejaring sosial.
  • Special AR devices. Perangkat yang dirancang semata-mata untuk augmented reality experiences. Salah satu contohnya adalah head-up display (HUD), perangkat untuk mengirim data ke tampilan transparan langsung ke tampilan pengguna. Awalnya diperkenalkan untuk melatih pilot pesawat tempur militer. Sekarang perangkat tersebut diterapkan di beberapa bidang seperti penerbangan, industri otomotif, manufaktur, olahraga, dan lain sebagainya.
  • AR glasses (atau smart glasses). Ini adalah perangkat seperti Google Glasses, Meta 2 Glasses, Laster See-Thru, Laforge AR eyewear, dan lain-lain. Perangkat-perangkat ini mampu menampilkan notifikasi dari smartphone Anda, membantu pekerja lini perakitan, mengakses konten tanpa menggenggam, dan sebagainya.
  • AR contact lenses (or smart lenses). Perangkat ini membuat augmented reality satu langkah lebih jauh. Produsen seperti Samsung dan Sony telah mengumumkan pengembangan lensa AR. Samsung mengembangkan lensa sebagai aksesori smartphone, sementara Sony merancang lensa sebagai perangkat AR yang terpisah dengan fitur seperti mengambil foto atau menyimpan data.
  • Virtual retinal displays (VRD). Perangkat ini menciptakan gambar dengan memproyeksikan sinar laser ke mata manusia. Dengan tujuan menampilkan gambar yang terang, kontras tinggi, dan resolusi tinggi, namun sistem tersebut masih dibuat untuk penggunaan uji coba.

Manfaat Augmented Reality

Augmented reality masih menjadi salah satu teknologi yang aktif dikembangkan. Tak heran, mengingat teknologi ini memiliki banyak manfaat di berbagai bidang. Bahkan mungkin saja di masa yang akan datang kehidupan sehari-hari manusia tak akan lepas dari AR.

Berikut adalah sejumlah manfaat dari teknologi AR:

  1. Meningkatkan Engagement Pengguna. Salah satu tujuan utama AR adalah memberikan pengalaman interaktif kepada pengguna. Dari sudut pandang bisnis, hal ini akan sangat menguntungkan para pelaku bisnis. Penggunaan AR dapat meningkatkan engagement pengguna melalui iklan interaktif, visualisasi katalog produk, dan masih banyak lagi.
  2. Meningkatkan Daya Saing. Masih dari perspektif bisnis, teknologi AR dapat meningkatkan daya saing bisnis Anda terhadap kompetitor. Sebagai pelaku bisnis, Anda senantiasa berlomba-lomba untuk menarik perhatian konsumen dan meningkatkan profit dengan berbagai cara. Teknologi AR dapat memberikan pengalaman pengguna yang tak terlupakan bagi para konsumen Anda, serta menghemat biaya operasional.
  3. Memberikan Pendidikan/Pelatihan Interaktif. Teknologi AR kerap digunakan di bidang pendidikan, maupun untuk keperluan training calon pegawai. AR tidak hanya mengurangi kebutuhan akan tenaga pengajar, tetapi juga membuat proses belajar menjadi lebih interaktif dan mudah dipahami. Lembaga pendidikan/pelatihan juga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli sarana dan prasarana yang mahal, karena murid bisa praktik secara virtual menggunakan AR.
  4. Mengurangi Kendala Bahasa. Perbedaan bahasa menjadi salah satu tantangan terbesar di era globalisasi. Setiap harinya, orang bepergian ke luar negeri untuk bekerja, berlibur, menuntut ilmu, dan sebagainya. Teknologi AR yang dikombinasikan dengan AI dapat memberikan solusi mengenai perbedaan bahasa melalui aplikasi atau fitur penerjemahan otomatis dengan output berbentuk tulisan, gambar, maupun suara.

Penerapan Augmented Reality

Meski awalnya diciptakan untuk keperluan militer, saat ini teknologi augmented reality berhasil diterapkan ke berbagai industri. Kira-kira sektor apa saja yang potensial untuk penerapan teknologi AR?

Ritel

Industri ritel sudah menerapkan augmented reality (AR) beberapa tahun terakhir lewat aplikasi seperti Sephora Virtual Artist dan IKEA Place untuk mencoba produk secara virtual. Hal ini meningkatkan kepuasan konsumen dan engagement pengguna serta mencegah salah beli.

Houzz: Menggunakan augmented reality untuk memeriksa kesesuaian furniture dengan ruangan.
Houzz: Menggunakan augmented reality untuk memeriksa kesesuaian furniture dengan ruangan. Gambar dari Play Store.

Hiburan

Augmented reality (AR) sudah tidak asing lagi diterapkan di dunia hiburan dan game seperti Pokémon GO, Minecraft Earth, Jurassic World Alive, dan Angry Birds AR. AR juga dimanfaatkan untuk berbagai keperluan rekreasi lain seperti menampilkan lirik lagu, memberikan efek film, dan filter foto di media sosial.

Desain

Augmented reality (AR) kini banyak digunakan dalam desain interior untuk memberikan visualisasi ruangan, berfungsi sebagai alat pengukur virtual yang akurat, serta menghasilkan model 3D dan visualisasi 360 derajat berkualitas tinggi melalui aplikasi seperti Houzz, MagicPlan, dan PLNAR.

Medis

Sektor medis kini banyak menerapkan augmented reality (AR) untuk layanan kesehatan canggih seperti operasi dan perawatan dengan bantuan robot, melacak rekam medis real-time, serta memberikan navigasi di rumah sakit. AR juga dimanfaatkan untuk fisioterapi, rehabilitasi, dan bantuan medis lainnya.

Pendidikan

Augmented reality (AR) telah diterapkan di bidang pendidikan untuk memberi pengalaman belajar yang lebih interaktif, menarik, dan mudah dipahami murid. AR juga memungkinkan praktik virtual, mengurangi penggunaan kertas, dan mendukung pembelajaran jarak jauh.

Kesimpulan

Augmented reality (AR) adalah teknologi yang menggabungkan lingkungan nyata dan objek virtual dengan cara memproyeksikan objek digital ke dunia nyata secara real-time. AR pertama kali dikembangkan pada 1960-an oleh Ivan Sutherland dalam bentuk head-mounted display (HMD).

AR bekerja dengan memanfaatkan komponen-komponen seperti kamera, sensor, perangkat output, dan kecerdasan buatan. Kamera dan sensor berfungsi mengumpulkan data lingkungan dan interaksi pengguna. Data ini diproses untuk menentukan lokasi penempatan objek virtual. Kemudian objek virtual tersebut diproyeksikan pada perangkat output.

Dari sisi manfaat, AR memberikan pengalaman interaktif bagi pengguna dan membantu mengurangi pekerjaan manual manusia. AR telah diimplementasikan di berbagai bidang seperti ritel, hiburan, pendidikan, pariwisata, dan kesehatan. Perkembangan AR terus berlanjut hingga muncul beragam perangkat pendukungnya sekarang ini.

Share:

Facebook
WhatsApp
LinkedIn
X

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *