Cara Menjadi UX Designer

Cara Menjadi UX Designer (7 Langkah Cerdas)

Menjadi seorang UX Designer tidak hanya melibatkan keahlian dalam desain visual, tetapi juga memerlukan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan dan perilaku pengguna.

Jika Anda berminat untuk menjadi seorang desainer UX, artikel ini akan menjelaskan konsep UX Designer, tugas dan tanggung jawab yang terkait, serta langkah-langkah yang perlu Anda ambil untuk menjadi seorang profesional UX Designer.

Simak penjelasannya berikut ini!

Apa Itu UX Designer?

UX Designer adalah seseorang yang merancang dan mengembangkan desain User Experience (UX). Mereka bertanggung jawab atas pengalaman pengguna saat berinteraksi dengan berbagai produk digital, seperti website, aplikasi, sistem operasi, dan masih banyak lagi. 

UX Designer bekerja dalam tim yang terdiri dari UI Designer, UX Writer, Product Manager, dan Developer. UX Designer memiliki peran yang sangat krusial, mengingat pengalaman pengguna merupakan salah satu aspek terpenting dalam pengembangan produk digital.

Tugas UX Designer

UX Designer adalah seseorang yang bertanggung jawab atas upaya peningkatan pengalaman pengguna saat menggunakan sebuah produk digital. Mereka mengombinasikan riset pasar, pengembangan produk, strategi, dan desain untuk mengoptimalkan pengalaman pengguna. 

Berikut adalah beberapa tugas seorang UX Designer:

1. Riset Pengguna

Proses desain UX tidak akan pernah lepas dari data. Data tersebut didapatkan melalui riset pengguna yang bertujuan agar UX Designer memahami kebutuhan dan keinginan mereka. Hasil dari riset pengguna sangat berpengaruh terhadap keputusan-keputusan yang diambil UX Designer dalam proses desain. 

Data yang didapatkan dari riset pengguna juga dapat digunakan untuk menciptakan persona pengguna atau karakter fiktif yang merepresentasikan pengguna potensial secara keseluruhan. Selain mempermudah asesmen kebutuhan pengguna, persona pengguna juga membantu memetakan user journey.

2. Information Architecture

Arsitektur informasi adalah sebuah proses mengelola, menata, dan memberikan label terhadap konten dari sebuah produk. Tujuannya adalah membantu pengguna menemukan informasi yang mereka butuhkan secara mudah dan cepat. 

Dalam konteks desain produk, proses ini meliputi perancangan sebuah struktur yang logis dan signifikan yang membantu pengguna menavigasikan sebuah produk secara intuitif dan efisien. UX Designer menggabungkan prinsip-prinsip arsitektur informasi pada tahap awal proses desain untuk memastikan para pengguna mampu mengakses informasi yang mereka butuhkan kapan saja.

3. Wireframe

Wireframe adalah kerangka dasar dari sebuah aplikasi atau website yang memetakan lokasi setiap elemen desain yang terdapat di dalamnya. Wireframe dapat dianggap sebagai blueprint untuk setiap layar dari suatu antarmuka.

Umumnya, wireframe berbentuk sketsa secara garis besar yang memberikan gambaran tentang struktur, tata letak, alur, interaksi, dan berbagai aspek lainnya. Ini mencakup semua komponen antarmuka yang diperlukan agar interaksi dapat berjalan dengan baik.

4. High-Fidelity Design

Setelah wireframe, proses desain akan lanjut ke tahap high-fidelity (hi-fi). Pada tahap ini, sketsa abu-abu akan “dihidupkan” dengan memasukkan elemen warna, tipografi, gambar, dan interaksi. Meskipun proses desain hi-fi umumnya menjadi tanggung jawab seorang UX Designer, beberapa perusahaan juga menugaskan tugas ini kepada UI Designer atau Visual Designer.

5. Prototipe

Prototipe adalah rancangan, sampel, atau model dari sebuah produk. UX Designer dapat menggunakannya untuk menguji coba produk yang bersangkutan sebelum diserahkan ke developer. Meski tidak memerlukan kode, uji coba prototipe dapat memberikan gambaran yang nyata mengenai interaksi pengguna. 

6. Usability Testing

Usability testing ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengetahui apakah produk yang dikembangkan dapat digunakan dengan mudah dan efisien, serta berfungsi secara semestinya. 

Tugas UX Designer, antara lain menyiapkan prototipe, merencanakan dan mengimplementasikan rencana uji coba, merekrut partisipan/responden, memandu sesi uji coba, dan menganalisis hasil uji coba untuk mengidentifikasi bagian mana yang perlu diperbaiki. 

7. Review dan Analisis Data

Desain produk merupakan sebuah proses yang sangat bergantung kepada data. Seorang UX Designer bertanggung jawab meninjau ulang serta menganalisis data. Sebagai UX Designer, target utama Anda adalah mengumpulkan data yang berguna melalui serangkaian proses, melakukan analisis, dan membagikan hasil riset kepada tim Anda untuk menentukan keputusan desain yang selanjutnya. 

Gaji UX Designer

Sejumlah faktor memengaruhi besaran gaji UX Designer, termasuk Upah Minimum Regional (UMR) yang berlaku, kebijakan perusahaan, kompetensi karyawan, beban kerja, dan faktor-faktor lainnya.

Menurut GrabJobs, rata-rata penghasilan seorang UX Designer di Indonesia adalah 8,9 juta rupiah per bulan atau sekitar 106,8 juta rupiah per tahun.

Sedangkan menurut Glassdoor, gaji seorang UX Designer di Indonesia berada dalam kisaran 5 – 9 juta rupiah per bulan. Selain gaji pokok, terdapat pula benefit lain seperti tunjangan, asuransi, bonus, dan sebagainya, dengan kisaran antara 5 – 18 juta rupiah per bulan.

Cara Menjadi UX Designer

Ilmu dan keterampilan dalam desain UX dapat diperoleh melalui berbagai metode, salah satunya adalah melalui pendidikan formal. Beberapa jurusan kuliah yang menawarkan prospek karier sebagai UX Designer meliputi Desain Grafis, Desain Industrial, Ilmu Komputer, Teknik Informatika, Psikologi, dan Antropologi.

Selain pendidikan formal, menjadi Desainer UX juga dapat dicapai melalui jalur nonformal, seperti mengikuti kelas online dan mendapatkan sertifikasi. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan jika Anda ingin menjadi seorang UX Designer:

1. Pelajari Prinsip Desain UX

Pengalaman pengguna adalah indikator paling penting untuk menentukan keberhasilan desain suatu produk digital. Agar dapat mengoptimalkan pengalaman pengguna, Anda memerlukan pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar desain UX. 

Desain UX fokus terhadap upaya menciptakan pengalaman yang berkesan dengan cara memenuhi segala kebutuhan dan keinginan pengguna. Anda harus paham mengapa mereka melakukan suatu tindakan tertentu, atau memilih untuk menggunakan (atau meninggalkan) suatu produk digital. 

2. Pahami Alur Proses dan Metode Desain UX

Secara umum, proses desain UX terdiri dari 4 tahap, yakni riset, desain, uji coba, dan implementasi. Sementara itu, dalam hal metode desain UX, terdapat berbagai pendekatan yang dapat diterapkan, seperti riset pengguna, pembuatan persona pengguna, wireframing, pembuatan prototipe, arsitektur informasi, uji coba pengguna, uji coba kegunaan, dan masih banyak lagi.

3. Kuasai Tool Desain UX

Ada banyak aplikasi desain UX dengan berbagai fitur canggih. Aplikasi desain yang sebaiknya dikuasai oleh para UX Designer adalah Figma atau Sketch.

Selain aplikasi desain, Anda juga memerlukan beberapa tools lain. Misalnya, tool riset pengguna seperti Lookback.io, Typeform, dan Reframer. Adapun alat untuk uji coba pengguna dan kegunaan produk, contohnya UsabilityHub, Hotjar, Optimizely, dan Usabilla.

Figma: Tool desain UX yang harus dikuasai para UX Designer.
Figma: Tool desain UX yang harus dikuasai para UX Designer. Gambar dari Figma.

4. Cari Sertifikasi Desain UX

Jika Anda ingin merintis karier sebagai UX Designer, Anda sangat disarankan untuk mengikuti program sertifikasi desain UX. Selain ilmu dan skill, Anda juga akan mendapatkan validasi atas kemampuan Anda sebagai seorang UX Designer. Sertifikasi akan meningkatkan kredibilitas Anda, sehingga Anda punya peluang lebih besar untuk dipertimbangkan oleh recruiter atau klien. 

Beberapa poin yang sebaiknya Anda perhatikan saat memilih program sertifikasi desain UX, yaitu:

  • Project-based learning. Belajar teori saja tidak cukup. Pilihlah kursus di mana Anda dapat mempraktikkan apa yang telah dipelajari secara langsung. 
  • Fokus membangun portofolio. Portofolio adalah modal esensial bagi para pekerja kreatif, tak terkecuali UX Designer. Karenanya, pilihlah kursus di mana Anda bisa sekaligus mengerjakan proyek desain untuk mengisi portofolio. 
  • Didampingi mentor yang ahli. Beberapa orang memang lebih suka belajar secara otodidak. Namun, Anda dianjurkan untuk mencari mentor karena belajar desain UX langsung dengan ahlinya akan jauh lebih efektif. Pilihlah kursus yang didampingi oleh mentor yang profesional. 
  • Kurikulum komprehensif. Pastikan Anda memilih program kursus yang menawarkan kurikulum komprehensif yang disusun oleh ahlinya dan sesuai kebutuhan industri.

5. Buat Proyek Desain UX Sendiri

Kunci utama untuk menjadi UX Designer yang handal adalah melalui latihan dan praktik yang terus-menerus. Oleh karena itu, jangan ragu untuk memulai proyek desain UX Anda sendiri. Selain untuk mengasah keterampilan desain UX, ini juga memberikan kesempatan untuk mengumpulkan feedback dari proyek pribadi Anda.

6. Cari Pengalaman Desain UX

Untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam desain UX, Anda dapat terlibat dalam kegiatan volunteering atau mengikuti program magang. Selain itu, mengambil proyek-proyek freelance atau berbasis kontrak juga merupakan cara efektif untuk terlibat aktif dalam dunia desain UX.

7. Bangun Portofolio

Portofolio adalah bukti kredibilitas Anda sebagai UX Designer. Baik recruiter maupun klien tentu lebih menyukai kandidat yang punya portofolio kuat dan banyak pengalaman sebelumnya. Karenanya, mulai bangun portofolio Anda dan rajin-rajinlah memperbaruinya.

FAQ

Apa yang dimaksud dengan UX Designer?

UX Designer adalah seseorang yang bertanggung jawab atas perancangan dan pengembangan desain user experience (UX) suatu produk digital. Mereka bertanggung jawab atas pengalaman pengguna saat berinteraksi dengan produk digital, seperti website atau aplikasi.

Apa saja tugas seorang UX Designer?

Tugas utama seorang UX Designer adalah memastikan bahwa desain yang dibuat memenuhi kebutuhan dan preferensi pengguna, dengan tujuan mengoptimalkan pengalaman pengguna saat berinteraksi dengan produk tersebut.

Apa saja skill yang harus dikuasai oleh UX Designer?

Selain keterampilan desain (termasuk wireframing dan prototyping), seorang UX Designer juga perlu menguasai sejumlah skill lainnya, seperti user research (riset pengguna), information architecture (arsitektur informasi), user and usability testing (uji pengguna dan kegunaan), serta data review and analysis (peninjauan dan analisis data). 

Apakah UX Designer harus bisa coding?

Seorang UX Designer tidak diwajibkan memiliki keterampilan coding, namun beberapa di antara mereka yang berpengalaman memiliki keahlian coding yang cukup baik. Pemahaman terhadap coding akan mempermudah kolaborasi antara UX Designer dan Developer.

Berapa gaji UX Designer?

Seorang UX Designer pemula dapat menghasilkan sekitar 5 – 9 juta rupiah per bulan, sementara mereka yang telah mencapai jabatan manajerial dapat mendapatkan gaji di atas 10 juta rupiah per bulan.

Apa perbedaan UI dan UX Designer?

UI Designer bertanggung jawab atas desain antarmuka pengguna (user interface) suatu produk digital, fokus pada elemen visual. Sebaliknya, UX Designer bertugas mengembangkan desain produk dari perspektif user experience, memastikan bahwa produk tersebut dapat meningkatkan kenyamanan pengguna.

Kesimpulan

Desain UX adalah jenis desain yang difokuskan pada pengalaman pengguna (user experience) saat berinteraksi dengan suatu produk digital, seperti aplikasi atau website.

Seorang yang bertanggung jawab atas desain UX dikenal sebagai UX Designer. Seorang UX Designer memiliki tugas merancang dan mengembangkan produk digital agar memenuhi kebutuhan dan preferensi pengguna.

Bagi mereka yang ingin menjadi UX Designer profesional, beberapa langkah dapat diambil, seperti mengikuti program sertifikasi, memulai proyek pribadi, mencari sebanyak mungkin pengalaman, dan membangun portofolio yang kuat.

Demikianlah beberapa informasi mengenai UX Designer. Apakah Anda tertarik untuk menjalani karier di bidang ini?

Share:

Facebook
WhatsApp
LinkedIn
X

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *