Apa itu Back End Developer? Ini 7 Skill yang Harus Dikuasai!

Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana website atau aplikasi favorit Anda bisa bekerja dengan lancar? Di balik layar, terdapat para programmer yang secara spesifik disebut Back End Developer. Mereka adalah orang yang membangun fondasi kokoh dan sistem internal yang canggih agar website atau aplikasi dapat berjalan mulus.

Penasaran ingin tahu lebih dalam tentang Back End Developer dan skill-skill yang harus mereka kuasai?

Yuk, simak artikel ini selengkapnya!

Apa Itu Back End?

Back end adalah bagian penting dari sebuah website yang berada di sisi server. Berbeda dengan front end yang terlihat dan berinteraksi langsung dengan pengguna, back end bekerja di “belakang layar” untuk memastikan website berfungsi dengan lancar.

Meskipun tersembunyi, back end memiliki peran krusial dalam menjalankan website. Back end meliputi server, database, dan API. Server menyimpan data dan menjalankan aplikasi website, database menyimpan informasi terstruktur, dan API menyediakan akses ke data dan fungsionalitas website untuk aplikasi lain.

Meskipun tak terlihat, back end memegang peran krusial. Kesalahan pada back end, seperti error database atau bug API, dapat mengakibatkan website tidak dapat diakses atau menampilkan error kepada pengguna. Oleh karena itu, pengembangan dan pemeliharaan back end sama pentingnya dengan front end untuk menghadirkan pengalaman pengguna yang optimal.

Apa Itu Back End Developer?

Back end developer adalah individu yang bertanggung jawab atas mesin digital di balik layar sebuah website. Mereka merancang, membangun, memelihara, menguji coba, dan men-debug berbagai komponen server-side, database, dan logika aplikasi yang menunjang kelancaran website.

Meskipun tak terlihat langsung oleh pengguna, peran back end developer sangatlah krusial. Mereka bekerja sama erat dengan front end developer untuk memastikan harmonisasi antara kode back end dan front end, sehingga website dapat berfungsi dengan optimal, aman, dan memberikan pengalaman pengguna yang memuaskan.

Tugas Back End Developer

Tugas seorang back end developer banyak berkaitan dengan server, database dan aplikasi web itu sendiri. Peran back end developer secara umum meliputi membuat, memelihara, menguji dan men-debug aplikasi bebasis web.

Berikut adalah beberapa tugas utama seorang back end developer:

  1. Mengelola software yang berjalan di server, mulai dari setup hingga maintenance, seperti update, upgrade, dan menambal celah keamanan.
  2. Mengelola data website dan user, mulai dari backup hingga restore.
  3. Mengelola database, mulai dari desain, hinnga optimasi.
  4. Bekerja dengan teknologi web server.
  5. Bekerja dengan framework back end.
  6. Bekerja dengan server-side programming language.
  7. Melakukan integrasi dengan layanana pihak ketiga melalui API.
  8. Mengatur keamanan web dan mencegah peretasan

Skill Back End Developer

Setiap pekerjaan yang berkaitan dengan back end mungkin memerlukan skill yang berbeda, tergantung kompleksitas dan seberapa besar websitenya. Secara umum, back end developer harus memiliki skill sebagai berikut:

Server Management

Back end developer dituntut untuk menguasai berbagai keahlian, termasuk manajemen server. Mulai dari penyiapan arsitektur server yang tepat, orkestrasinya, hingga membangun development pipeline (CI/CD) yang efektif. Hal ini bertujuan agar website atau aplikasi dapat ditingkatkan dengan proses yang mulus dan terhindar dari error.

Monitoring server juga menjadi keahlian penting bagi back end developer. Meliputi monitoring uptime, real-user monitoring (RUM), dan berbagai metrik lainnya. Dengan begitu, back end developer dapat memastikan setiap request yang masuk terlayani dengan baik, sehingga website atau aplikasi berjalan dengan optimal.

Server-Side Programming Language

Back end developer setidaknya harus mengusai satu bahasa pemrograman back end dan familiar dengan beberapa bahasa pemrograman back end lainnya.

  • Python. Bahasa pemrograman yang fleksibel dan serba guna, dapat digunakan untuk membuat website, untuk mengolah data, hingga untuk membuat mesin pembelajaran hingga kecerdasan artificial.
  • Java. Bahasa pemrograman ini dapat digunakan di berbagai platform, mulai dari desktop, mobile, web hingga embedded system.
  • PHP. Bahasa pemrograman back end paling populer, mengusai lebih dari 40% web karena digunakan untuk mengembangkan WordPress.
  • Ruby. Bahasa pemrograman open source yang berorientasi pada objek. Ruby didesain sebagai bahasa pemrograman yang fleksibel dan platform independent.
  • JavaScript. Kini JavaScript pun turut digunakan dalam pengembangan web back end, tidak hanya front end, berkat pengembangan Node.js sebagai JavaScript Runtime Environment.
  • SQL. Bahasa pemrograman yang untuk manajemen data berbasis relational database management system (RDBMS). Fungsinya untuk membantu mengakses, menggambarkan, dan mengelola data dalam database.
MySQL: Database yang wajib dikuasai seorang back end developer.
MySQL: Database yang wajib dikuasai seorang back end developer. Gambar oleh Rubaitul Azad dari Unsplash.

Back End Framework

Pilihan back end framework untuk sebuah project tergantung pada berbagai faktor, seperti bahasa pemrograman, kebutuhan project, dan pengalaman developer. Jika Anda ingin menjadi back end developer, setidaknya Anda menguasai salah satu framework berikut:

  1. Laravel. Laravel menawarkan berbagai fitur canggih seperti routing, autentikasi, otorisasi, caching, dan validasi data. Laravel memiliki sintaks yang elegan dan mudah dipelajari, cocok untuk pemula maupun developer berpengalaman. Laravel terkenal dengan ekosistemnya yang luas dan komunitas yang aktif, sehingga mudah menemukan bantuan dan dukungan.
  2. Spring. Spring merupakan framework enterprise yang populer dan banyak digunakan untuk membangun aplikasi berskala besar. Spring mendukung berbagai arsitektur aplikasi, seperti microservices dan reactive programming. Spring terintegrasi dengan banyak teknologi Java lainnya, seperti Hibernate, JPA, dan Spring Security.
  3. Django. Django banyak digunakan untuk membangun website yang kompleks dan aplikasi web berkinerja tinggi. Django terkenal dengan pendekatannya yang “batteries included“, yang berarti framework ini menyediakan banyak fitur bawaan untuk pengembangan web.

Selain 3 framework di atas, masih banyak backend framework lain yang populer dan patut dipelajari oleh backend developer, seperti Node.js, Express.js, Ruby on Rails, dan ASP.NET Core.

Database

Sebagai back end developer, keahlian dalam mengelola database merupakan hal yang esensial. Database berperan penting dalam menyimpan, mengorganisir, dan mengakses data yang menjadi fondasi aplikasi. Berikut ini beberapa poin penting terkait database yang perlu dikuasai:

1. Relational Database:

  • Relational database menyimpan data dalam tabel yang tersusun rapi dengan baris dan kolom.
  • Struktur ini memudahkan proses query dan manipulasi data menggunakan Structured Query Language (SQL).
  • Beberapa contoh database SQL yang populer: MySQL, Microsoft SQL Server, dan Oracle.

2. Non-relational Database:

  • Non-relational database, atau NoSQL, tidak menggunakan struktur tabel seperti pada relational database.
  • Model datanya lebih fleksibel, seperti key-value, document, column-family, dan graph.
  • Cocok untuk data yang besar, terdistribusi, dan tidak terstruktur.
  • Contoh database NoSQL: MongoDB, Google Cloud Firestore, dan Apache HBase.

Menguasai berbagai jenis database, baik relational maupun non-relational, akan memberikan back end developer kemampuan untuk memilih solusi terbaik sesuai kebutuhan aplikasi.

API

Application Programming Interface (API) adalah penghubung antar aplikasi, memungkinkan integrasi dan pertukaran data. Dalam pengembangan web, API banyak digunakan untuk membangun website yang dinamis dan terhubung dengan berbagai layanan eksternal. Kemampuan ini krusial bagi back end developer, terutama untuk membangun web modern.

Web Security

Back end developer tidak hanya membangun server web, tetapi juga menjaganya. Oleh karena itu, keterampilan web security dasar sangatlah penting untuk melindungi data pengguna, mencegah serangan siber, menjaga integritas suatu website.

Version Control System

Version Control System (VCS) adalah alat penting bagi back end developer untuk melacak perubahan, meningkatkan kolaborasi, dan menghasilkan kode yang stabil. Kemampuan VCS seperti pelacakan riwayat, pembuatan cabang, dan pemecahan konflik sangat penting untuk bekerja secara efisien dan akurat. Menguasai VCS seperti Git adalah keterampilan wajib bagi back end developer modern.

Gaji Back End Developer

Menurut laporan JobStreet per April 2024, rentang gaji back end developer di Indonesia adalah IDR 6,3 juta – 9,3 juta per bulan. 

Sementara itu, menurut Indeed, rata-rata penghasilan back end developer di Indonesia sebesar IDR 7,6 juta per bulan. Data tersebut didapatkan dari 201 laporan gaji yang masuk hingga April 2024. 

Kesimpulan

Back end developer adalah profesi penting di balik layar website yang Anda kunjungi. Mereka bertanggung jawab atas server, database, dan API yang memastikan website berjalan lancar dan aman.

Pekerjaan back end developer tidak terlihat langsung oleh pengguna, namun perannya sangat krusial. Keahlian mereka dalam mengelola server dan bahasa pemrograman seperti JavaScript, Java, Python, SQL, dan PHP menjadikan mereka aset berharga bagi perusahaan.

Menariknya, back end developer menawarkan gaji yang cukup besar (rata-rata IDR 6 juta – 9 juta per bulan). Jadi, setelah mengetahui semua hal tentang back end, apakah Anda tertarik menjadi back end developer?

Angela Ranitta

Angela Ranitta

Angela Ranitta adalah penulis konten kreatif yang memiliki perhatian khusus terhadap kesetaraan gender dan pemberdayaan wanita.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *