Pernahkah Anda memiliki pengalaman buruk saat mengakses website atau menggunakan aplikasi? Misalnya, tampilannya kurang menarik, navigasinya tidak jelas, atau tombol dan ikonnya yang tidak konsisten.
Baik-buruknya pengalaman pengguna dalam menggunakan website atau aplikasi sangat dipengaruhi oleh desain produk digital tersebut. Pengalaman pengguna terhadap produk digital itulah yang disebut User Experience (UX).
Dalam artikel ini, kami akan membahas lebih dalam apa itu desain UX, mulai dari definisi, prinsip, disiplin hingga proses yang dibutuhkan untuk membuat desain.
Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
Yang Akan Anda Pelajari
Apa itu Desain UX?
User Experience (UX) adalah istilah yang merujuk pada pengalaman individu saat menggunakan produk digital seperti website, aplikasi, smartphone, komputer, dan perangkat pintar lainnya.
Oleh karena itu, desain UX menjadi salah satu aspek penting dalam pengembangan produk digital karena akan memiliki dampak besar terhadap pengalaman pengguna.
Terdapat setidaknya 3 hal yang harus diperhatikan saat menciptakan desain UX, yaitu kemudahan, aksesibilitas, dan kenyamanan.
Prinsip Desain UX
Berbeda dengan desain grafis, desain UX tidak hanya mengedepankan nilai estetika semata. Ada banyak aspek penting yang harus Anda perhatikan, terutama yang berkaitan dengan pengalaman pengguna.
Berikut adalah 5 prinsip dasar dalam desain UX yang perlu Anda ketahui:
- Hierarki. Salah satu prinsip desain UX yang bertujuan untuk memastikan kelancaran navigasi dalam seluruh desain yang Anda buat. Terdapat 2 jenis hierarki yang tidak boleh diabaikan, yaitu hierarki arsitektur informasi dan hierarki visual.
- Hierarki arsitektur informasi digunakan untuk mengelola konten yang ada dalam sebuah situs web atau aplikasi.
- Hierarki visual membantu pengguna untuk menavigasi halaman web atau aplikasi dengan mudah.
- Konsistensi. Familiaritas adalah hal yang sangat penting dalam meningkatkan pengalaman pengguna. Pengguna akan lebih mudah menggunakan produk yang sudah mereka kenal. Oleh karena itu, desainer UX harus konsisten dalam menciptakan desain yang umum dan mudah dipahami oleh pengguna. Meskipun mungkin terlihat kurang inovatif, desain UX yang umum justru lebih disukai oleh pengguna karena tidak membingungkan. Desainer juga mendapat manfaat dengan menghindari eksperimen berlebihan dalam desain.
- Konfirmasi. Kesalahan saat menekan tombol adalah hal yang bisa memberikan pengalaman buruk bagi pengguna, bahkan dapat mengakibatkan kerugian besar. Misalnya, menghapus file, melakukan pembayaran, atau menguninstall aplikasi secara tidak sengaja. Oleh karena itu, desainer UX sering menyertakan fitur konfirmasi untuk mencegah kesalahan tersebut. Misalnya, peringatan pop-up sebelum menghapus file atau konfirmasi PIN sebelum melakukan pembayaran melalui aplikasi. Meskipun terlihat sederhana, fitur konfirmasi memberikan pengguna kesempatan untuk memikirkan kembali tindakan yang akan mereka ambil.
- Kontrol Pengguna. Kontrol pengguna berfungsi untuk membantu pengguna dalam mengatasi kesalahan yang mungkin terjadi saat menggunakan produk digital. Contoh fitur ini adalah tombol “cancel” untuk membatalkan perintah atau tombol “kembali” untuk kembali ke halaman sebelumnya. Meskipun tampak sederhana, kontrol pengguna adalah salah satu prinsip dasar dalam desain UX. Fitur ini memberikan pengguna perasaan bahwa mereka memiliki kendali atas produk digital yang mereka gunakan, sehingga dapat meningkatkan pengalaman pengguna.
- Aksesibilitas. Salah satu kriteria penting dalam desain UX yang baik adalah tingkat aksesibilitas yang tinggi. Desainer UX harus memastikan bahwa tampilan produk yang mereka rancang dapat diakses oleh semua orang, termasuk mereka yang memiliki disabilitas. Sebagai contoh, mengatur tata letak desain dan menggunakan warna kontras untuk memudahkan akses bagi orang dengan gangguan penglihatan.
Disiplin Desain UX
Istilah User Experience (UX) sebenarnya merupakan payung yang mencakup beberapa disiplin dalam desain UX. Disiplin-disiplin ini dikategorikan berdasarkan definisi, tujuan, atau fokus utamanya.
Terdapat setidaknya 4 disiplin dalam desain UX, yaitu:
- Experience Strategy (ExS). Experience Strategy (ExS) menggabungkan strategi bisnis, teknis, dan desain untuk mencapai solusi yang ideal, baik bagi konsumen maupun perusahaan penyedia produk. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa visi-misi perusahaan selaras dengan kebutuhan konsumen.
- Interaction Design (IxD). Interaction Design (IxD) berfokus pada pengguna yang akan menggunakan produk. Beberapa aspek yang dipertimbangkan dalam IxD meliputi bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan produk, aliran pengguna (user flow), dan aspek lainnya. IxD bertujuan untuk menciptakan desain yang intuitif untuk mempermudah pengguna dalam menyelesaikan tugas mereka.
- User Research (UR). User Research (UR) digunakan untuk memahami masalah yang dihadapi oleh konsumen serta menemukan solusi untuknya. Ini melibatkan penelitian dengan metode kuantitatif dan kualitatif untuk memahami kebutuhan, perilaku, pengalaman, dan motivasi konsumen.
- Information Architecture (IA). Information Architecture (IA) merupakan manajemen informasi dan konten dalam produk digital seperti situs web, aplikasi, dan media sosial. Tujuannya adalah mengatur konten agar lebih mudah dilihat dan memudahkan pengguna dalam menavigasi produk serta mencari informasi yang mereka butuhkan.
Proses Desain UX
Umumnya, desainer UX menciptakan desain dengan menggunakan pendekatan yang disebut Design Thinking. Design Thinking adalah serangkaian proses yang bersifat non-linear dan berulang yang bertujuan untuk memahami pengguna, termasuk perilaku, kebutuhan, dan tantangan yang dihadapi mereka, sehingga dapat menciptakan produk yang dapat mengatasi permasalahan yang mereka hadapi. Pendekatan ini berpusat pada manusia, khususnya pengguna atau konsumen, dan berfokus pada pencarian solusi.
Proses Design Thinking sendiri terdiri dari 5 tahap, yaitu:
- Empathize. Empati sangat penting untuk memahami pengalaman pengguna dengan lebih baik. Tahap awal Design Thinking biasanya melibatkan penelitian tentang pengguna untuk menemukan masalah, kebutuhan, dan keinginan mereka.
- Define. Pada tahap ini, Anda akan menganalisis informasi yang telah dikumpulkan pada tahap sebelumnya. Hasil analisis ini digunakan untuk menentukan dan mendefinisikan inti dari permasalahan yang dihadapi oleh pengguna.
- Ideate. Pada tahap ini, Anda akan melakukan brainstorming untuk menemukan solusi yang dapat mengatasi masalah pengguna. Anda diharapkan untuk melihat permasalahan dari berbagai sudut pandang, mencari solusi inovatif, dan berpikir di luar batas konvensional.
- Prototype. Tahap ini bisa dianggap sebagai fase yang cukup eksperimental karena Anda diminta untuk merealisasikan ide-ide solusi yang telah Anda temukan pada tahap sebelumnya. Tujuan utama tahap ini adalah untuk mengidentifikasi solusi yang paling efektif dan efisien untuk permasalahan yang dihadapi.
- Test. Sesuai dengan namanya, tahap ini dilakukan untuk menguji coba solusi yang telah Anda identifikasi. Meskipun ini merupakan tahap terakhir, penting untuk diingat bahwa pendekatan Design Thinking bersifat iteratif, yang berarti dapat berulang. Hasil dari tahap ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk mengulangi tahapan sebelumnya, seperti mengidentifikasi masalah atau brainstorming alternatif solusi lainnya.
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Desain UX
- Kebutuhan Pengguna. Fokus utama dalam desain UX adalah pengalaman pengguna (user experience). Penting untuk memastikan bahwa produk yang didesain mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan pengguna, sehingga mereka merasa nyaman saat menggunakannya. Beberapa metode untuk mengetahui kebutuhan pengguna melibatkan survei, wawancara, dan data penelitian terbaru.
- Fitur Produk. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan pengguna adalah dengan mendesain produk yang memiliki tampilan dan fitur-fitur yang dapat digunakan secara optimal. Untuk menentukan tampilan dan fitur produk, tidak hanya mengandalkan hasil riset pengguna, tetapi juga mencari referensi terkait dan dapat dijadikan acuan desain.
- Kegunaan Produk. Penting untuk memastikan bahwa produk yang didesain dan dikembangkan dapat digunakan dengan efektif, sehingga kebutuhan pengguna dapat terpenuhi. Terdapat setidaknya 3 aspek yang wajib diperhatikan dalam desain UX, yaitu kemudahan, kenyamanan, dan aksesibilitas. Pastikan produk Anda mudah digunakan, mudah diakses, dan memberikan kenyamanan kepada pengguna.
FAQ Desain UX
Apa itu desain UX?
Desain User Experience (UX) adalah cara kita merancang tampilan produk digital untuk membuat pengalaman pengguna menjadi lebih baik. Kualitas desain UX tidak hanya bergantung pada tampilan yang menarik, tetapi juga pada seberapa fungsional, mudah diakses, serta nyaman produk tersebut saat digunakan. Orang yang bertugas membuat desain UX disebut desainer UX.
Apa kegunaan persona dalam desain UX?
Persona UX adalah karakter fiktif yang mewakili pengguna yang menjadi target desain UX. Mereka membantu desainer UX memahami audiens dan mengembangkan desain yang sesuai dengan perilaku, kebutuhan, dan keinginan pengguna tersebut.
Mengapa desain UX membutuhkan riset?
Riset UX adalah satu-satunya cara untuk mengetahui bagaimana Anda dapat meningkatkan pengalaman pengguna. Melalui riset, Anda bisa memperoleh informasi tentang perilaku dan kebutuhan pengguna, serta solusi yang paling efektif untuk mengatasi masalah mereka. Riset juga berperan sebagai alat untuk menganalisis pesaing sehingga Anda dapat mengembangkan produk yang dapat mengatasi kelemahan mereka.
Apa yang perlu dicari pertama kali saat membuat desain UI/UX?
Langkah pertama yang perlu Anda lakukan dalam proses pembuatan desain UI/UX adalah melakukan riset pengguna. Tujuan utama dari pengembangan desain UI/UX adalah untuk memahami kebutuhan pengguna dan menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Desain yang Anda hasilkan haruslah tepat sasaran dan mampu memberikan solusi yang efektif dan efisien bagi pengguna.
Kesimpulan
Desain UX merupakan elemen utama dalam pengembangan produk digital yang tidak bisa diabaikan. Desain UX tidak hanya memperhatikan estetika visual, tetapi juga aspek-aspek seperti fungsionalitas, konsistensi, konfirmasi, kontrol pengguna, dan aksesibilitas. Hal ini penting untuk menciptakan desain yang tidak hanya menarik tetapi juga efisien, nyaman, dan dapat diakses oleh semua pengguna, termasuk mereka yang memiliki disabilitas.
Ada 4 disiplin utama dalam desain UX, yakni Experience Strategy, Interaction Design, User Research, dan Information Architecture, yang masing-masing berperan penting dalam menghasilkan pengalaman pengguna yang optimal.
Untuk mencapai desain UX yang baik, banyak desainer mengadopsi pendekatan Design Thinking. Pendekatan ini berfokus pada pemahaman mendalam tentang perilaku dan kebutuhan pengguna melalui lima tahap: riset pengguna, definisi permasalahan, ideasi solusi, pembuatan prototipe, dan pengujian.