10 Cara untuk Memvalidasi Ide Prototipe Anda

Ketika memvalidasi ide untuk startup, produk dan layanan, biasanya orang berbicara tentang membangun prototipe, mockup, bukti konsep, atau bahkan MVP (minimum viable product).

Mengambil istilah minimum viable product atau ‘produk minimum yang layak’ secara harfiah, perbedaan utama antara prototipe yang benar dan MVP. Prototipe tidak perlu berfungsi dan tidak perlu menjadi produk yang layak. Anda akan jauh lebih mudah dan mempercepat validasi dengan memahami hal ini.

A prototype is nothing but a tool to help you validate a specific assumption.

Anda perlu menunjukkan sesuatu kepada orang lain untuk mendapatkan feedback saat melakukan validasi ide Anda. Anda dapat menempatkan mereka dalam situasi di mana produk atau layanan itu ada, dan mengamati perilaku mereka. Fungsi prototipe adalah menyediakan cara semurah dan semudah mungkin untuk menciptakan situasi itu dan prototipe bukan untuk membuat versi ‘final’ pada produk akhir Anda.

Buat Prototipe yang Murah

Prototipe bisa dikategorikan dalam berbagai tingkat kompleksitas dan detail, mulai dari prototipe ‘lo-fi‘ hingga yang ‘hi-fi‘. Prototipe lo-fi jauh lebih murah dan lebih cepat untuk dibuat, jadi ada baiknya jika Anda mencoba memvalidasi asumsi Anda dengan prototipe lowest fidelity. Dengan cara ini, Anda dapat beralih dan belajar lebih cepat serta Anda dapat mencoba lebih banyak hal. Prototipe lo-fi dapat Anda gunakan untuk menguji sesuatu dengan cepat.

It is not necessarily the smallest product imaginable… it is simply the fastest way to get through the Build-Measure-Learn feedback loop with the minimum amount of effort.

— Eric Ries, the Lean Startup

Buatlah prototipe yang paling sederhana yang bisa Anda buat. Karena Anda mencoba untuk memvalidasi atau membatalkan asumsi, Anda tidak selalu perlu membuat prototipe solusi Anda yang sebenarnya. Anda bisa mencoba 10 pilihan cara untuk memvalidasi ide prototipe Anda dari Erik van der Pluijm.

# 1 Impostor Judo – Cara termudah untuk membuat prototipe adalah dengan tidak membuat prototipe sama sekali. Jika ada produk atau layanan yang serupa atau bersaing di pasar, Anda menemukan fitur tertentu yang belum ada di sana, Anda bisa melakukan uji pengguna produk atau layanan tersebut. Dengan menggunakan cara tersebut, Anda bisa dengan mudah mengetahui fitur utama apa yang menurut pengguna menjadi hal penting produk atau layanan tersebut. Dan ini juga memungkinkan Anda untuk mengetahui lebih banyak terkait apa pun yang tidak mereka sukai.

# 2 Pre-selling – Anda bisa mengukur minat calon pembeli dengan melakukan pre-selling produk atau layanan sebelum Anda membuatnya. Tentu saja Anda harus berhati-hati dan jujur, karena strategi ini dapat memberikan gambaran yang jelas tentang minat produk atau layanan Anda. Contoh dari penerapan cara ini adalah Kickstarter.

# 3 Data sheet — Anda bisa membuat data sheet untuk produk atau layanan Anda, tulis daftar fitur dan karakteristik paling penting. Perlihatkan ini kepada pelanggan potensial Anda untuk mengetahui fitur apa yang mereka anggap paling penting.

# 4 Storyboard Storyboard ini tentang cara kerja produk atau layanan Anda, bisa berupa komik atau animasi tentang customer journey. Gunakan ini untuk uji asumsi yang Anda miliki untuk perjalanan itu.

# 5 Mockup — Anda bisa membuat mockup produk, dan perlihatkan kepada orang lain untuk melihat reaksi mereka. Ini bisa berupa mockup digital yang bisa Anda lakukan di perangkat atau secara fisik. Untuk mockup fisik, Anda bisa melihat bagaimana pelanggan yang potensial merespons kualitas seperti ukuran, berat, bentuk, dan warna.

# 6 Paper Prototype — Jika Anda tidak bisa menggunakan pemrograman dan alat desain untuk membangun prototipe digital, Anda cukup gunakan kertas, gunting, lem, dan spidol. Ini memungkinkan semua orang di tim Anda untuk berkontribusi, sangat murah dan mudah untuk diubah, dan Anda dapat menunjukkannya kepada orang-orang untuk mendapatkan reaksi awal mereka dengan cepat.

# 7 Digital Mockup — Jika Anda sudah membuat wireframe atau desain layar untuk produk atau layanan digital, Anda bisa mengubahnya menjadi mockup digital untuk mengamati pengguna yang berinteraksi dengan produk Anda. Anda bisa menggunakan Maze.design untuk mengirim prototipe Anda kepada orang-orang dan mengumpulkan feedback.

# 8 Landing Page — Anda bisa menampilkan produk atau layanan Anda melalui landing page dan mengukur interaksi pengguna di halaman Anda. Anda bisa meminta pengguna Anda untuk sign up atau mendaftar.

# 9 Fake Button – Anda bisa menambahkan tombol baru di situs yang ada untuk fitur baru, dan ukur seberapa banyak orang yang mengkliknya. Anda bisa mengarahkan mereka ke pesan ‘coming soon‘ atau mungkin ke kuesioner.

# 10 Video Trailer – Buat cuplikan video tentang cara kerja produk, dan gunakan itu untuk memberi gambaran ide kepada pengguna potensial Anda bahwa itu adalah produk atau layanan yang nyata.

Jika Anda memiliki ide aplikasi dan ingin mewujudkannya, Anda bisa konsultasikan ide Anda di Techarea.

Referensi

Pluijm, Erik vd. 2019. 20 Prototypes to Validate your New Startup Idea. [Online] Available at :https://medium.com/swlh/20-prototype-tricks-to-validate-your-new-startup-idea-44128c623a01[Accessed April 8, 2019]

Roziq Bahtiar

Roziq Bahtiar

Saya seorang insinyur perangkat lunak, pengusaha, dan blogger teknologi. Saya merancang dan mengembangkan perangkat lunak untuk berbagai platform. Saya telah membuat situs web dan aplikasi Android yang memiliki UI dan UX yang bagus

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *